Sabtu, 28 Januari 2017

        Sudah tak asing lagi kalau mendengar kata Mahasiswa. Ya, mahasiswa adalah seseorang yang menyandang gelar tertinggi sebagai seorang pelajar, yang tentunya harus selaras dengan aktivitasnya di kampus. Kenapa begitu? Karena, gelar sarjana yang nantinya didapat adalah sebuah imbalan dari apa saja yang sudah ditorehkan selama di kampus. Tentu saja menjadi sebuah kebanggaan tersendiri dan menjadi sebuah tantangan pula.

        Mengenai kriteria mahasiswa sendiri, beranekaragam. Tidak hanya dia kuliah saja setiap hari, mendengar ceramahan dosen beberapa jam lalu pulang. Tidak demikian, mahasiswa punya selera masing-masing dalam menggunakan waktunya selain berkuliah. Ada yang punya kerja sampingan, ada pula yang kuliah sambil mengaji di pondok pesantren,  berpredikat sebagai mahasantri, ada pula yang disibukkan dengan organisasi tiap hari, Ada yang berprofesi sebagai pembisnis bahkan ada yang hanya kuliah perpus-kuliah perpus.

        Itu semua terserah kita mau memilih yang mana. Tetapi, yang terpenting adalah peran dan fungsinya bagi masyarakat di kemudian hari. Yang mana akan berguna bagi kemajuan kampus dan lebih dari itu untuk kemajuan negara. Mahasiswa mampu melakukan perubahan besar karena SDM nya tak akan pernah habis. Maksudnya mahasiswa selalu ada dalam kehidupan di dunia bahkan selalu bertambah tiap tahunnya. Ini yang menguntungkan bagi mahasiswa sendiri sebagai agen perubahan. Mahasiswa itu pengontrol kehidupan sosial di masyarakat. 
Setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan mahasiswa terkait peran pentingnya bagi yang lain, yaitu pertama, peranan moral, dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut agar mereka sedia kala untuk punya rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri. Dan terlebih daripada itu punya rasa kepedulian pula terhadap moral yang hidup di masyarakat, karena tanpa moral rasanya seperti sayuran tanpa garam. Yang kedua, peranan sosial. Kita sebagai mahasiswa, patutlah kita membawa efek yang berguna bagi sesama. Jangan hanya berguna untuk diri sendiri. Disini di perlukan penekanan dan kebiasaan, sebab mahasiswa yang sebagai jembatan masyarakat haruslah bisa melihat, merasakan dan memantau apa yang dialami masyarakat. Sebab tanpa adanya peranan sosial apalah jadinya mahasiswa. Dan yang terakhir adalah peranan inteleketual. Namanya mahasiswa pasti tiap hari bergelut dengan ilmu pengetahuan. Yang dari situ, mahasiswa harus bisa memberikan akses perubahan yang lebih baik lagi di bidang pendidikan khususnya.

        Melihat pentingnya ketiga peranan tersebut, nampaknya harus ada sebuah wadah untuk bisa menumpahkan aspirasi dan pemikiran mereka. Wadah tersebut ialah organisasi. Mahasiswa baiknya bergabung dalam organisasi apapun agar pemikiran mereka meluas. Bila dikatakan, organisasi adalah pembenahan mental kita sebelum terjun ke dunia luar. Itulah sangat disarankan untuk mahasiswa, berorganisasilah.

        Organisasi mahasiswa ialah organisasi yang beranggotakan mahasiswa untuk mewadahi bakat, minat dan potensi yang merka miliki. Organisasi di ranah mahasiswa pun macam-macam. Ada organisasi extra kampus, seperti PMII, HMI, KAMI dan lainnya ada pula organisasi intra kampus yang biasa di sebut Unit Kegiatan Kampus (UKM). Selain itu, ada pula ikatan mahasiswa kedaerahan yang pada umumnya beranggotakan satu daerah saja.
Gunakanlah peranmu sebagai mahasiswa sebagaimana mestinya. Berikan kontribusi tebaikmu bagi sesama agar kehadiranmu tak sia-sia. Peran yang dapat membanggakan dirimi, lingkungan sekitarmu dan kampusmu. Jangan malah mencoreng citra baik dari kampusmu sendiri. Tunjukkan bahwa mahasiswa sekarang memiliki banyak prestasi daik dari akademik maupun non akademik. Sehingga masyarakat meliha mahasiswa sebagai aset berharga untuk kemajuan negara. Jangan buat kehadiranmu tak berarti, jangan sampai ada mu sama dengan tidak ada mu. Buatlah namamu seharum mungkin dengan apa yang kamu toreh untuk mereka agar sejarah mencatatmu sebagai pemenang. Hidup sekali, berarti lalu mati. Insya Allah.

Kontribusi Mahasiswa Terhadap Sekitar

Sabtu, 21 Januari 2017

A. Menurut pemikiran saya, Pemimpin ialah seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa khusus untuk bisa membawa warga negara atau yang biasa di sebut rakyatnya di suatu negara. Membawa disini dalam artian yaitu mengayomi, melayani dan memfasilitasi rakyatnya supaya kesejahteraan bisa terjamin. Ini hal berbeda dengan kepemimpinan, kepemimpinan yaitu kekuatan yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi suatu kelompok atau rakyat dalam suatu negara, baik mengarah kepada yang positif atau sebaliknya. Jadi, kepemimpinan disini sangat diperlukan dalam setiap organisasi, komunitas atau suatu kelompok agar tercapai ke tujuan yang diinginkan.

B. Tujuan? Dalam mengikuti HMJ ini, saya berazam bisa mempererat antar kita dahulu sebagai keluarga satu jurusan yaitu akuntansi syariah. Itu yang pertama, dan sangat penting, bisa saling percaya dan mau membantu satu sama  lain. Kerjasama team di perlukan bukan individualis. Yang kedua, membawa AKS ini ke arah yang lebih baik, sedikit demi sedikit dan semoga saja akreditasi bisa secepatnya ada. Yang ketiga, ingin ada agenda yang terdaftar dalam satu dua semester. Mungkin kedepan bisa bertambah atau direvisi sesuai realita nantinya bagaimana. Mengenai motivasi hidup, yaitu Hidup sekali, berarti, lalu mati, Man jadda wa jada.

C. Kegalauan menyerang dan berbenturan dengan organisasi! Heem, baiknya sih istighfar dilanjut shalat 2 rakaat dulu baru pikirkan secara fresh, mau terus ditelan kegalauan apa langsung bergabung dengan sesama di sebuah organisasi? Jadi balik nanya nih, hehe..Ok,  biasanya kalau lagi galau, orang sedih terus bawaannya, dunia terasa gelap dan apalah, menyendiri jadi tips yang baik menurutnya untuk bisa lepas dari kegalauan tersebut. Padahal tidak demikian, berlarut-larut dalam kesendirian dan dibaluti kegalauan terus malah tidak baik bagi kesehatan nantinya, membuat sakit batin yang harus diobati dengan serius. Usahakanlah berbagi dengan orang lain, nimbrung sama teman-teman, Insya Allah dengan begitu galau pun hilang.  Jadi, panjang amat ya, langsung aja, kalo itu menyangkut saya, putusan paling tepat adalah bergabung dengan ORGANISASI.

D. Menyangkut Agent of Control, Agent of Change bagi masyarakat, penting bagi setiap orang terlebih pemuda bukan hanya orang yang menyandang gelar mahasiswa saja. Sebagai Agent of Control, mahasiswa mempunyai peran sebagai pengawal dari kebijakan pemerintah yang menyangkut kemaslahatan masyarakat. Mahasiswa pun berhak menjadi pendorong dari kebijakan pemerintah kalau-kalau ada sesuatu yang membuat resah masyarakat.

Coba kita lihat aksi kemarin (12/01) yang disebabkan sejumlah harga meningkat, dari mulai BBM, harga sembako dan Surat-surat berharga kendaraan. Disamping itu, jumlah tenaga kerja asing semakin menjadi-jadi di tanah air. Itu yang membuat Bagus Tito W. (Ketua BEM Indonesia) memutuskan aksi yang disebut juga sebagai rovolusi jilid 2. Jadi, sebagai mahaiswa harus tanggap oleh hal-hal yang seperti itu. Dan juga sebagai pemuda yang merupakan 1 kekuatan dari 2 kelemahan (anak kecil dan orang tua) harus sigap penuh kesadaran. Itu semua berlaku bagi saya;)

E. Komentar saya tentang debat Cagub dan Cawagub DKI, dari ketiga calon yang diusung oleh berbagai partai politik (Parpol) bermacam-macam. Saya pun sempat menyaksikan di tv jalannya debat perdana yang berlangsung pada tanggal (13/01) malam. Di moderatori oleh Ira Koesno menambah keseruan jalannya debat di Hotel Bidakara, jakarta Selatan. Team pendukung dari ketiga calon pun sangat antusias ketika menyaksikan jalannya debat. Wisma Proklamasi merupakan tempat bagi pendukung Agus-Silvy, di Rumah Lembang ada pendukung dari Ahok-Djarot dan Posko Cicurug yaitu pendukung Anies-Sandie.

Ok, komentar tentang kemarin, calon pertama (Agus-Silvy) menginginkan jakarta punya Kartu Indonesia Satu yang multifungsi kegunaanya. Dan juga satu RT satu milyiar untuk sarana pembangunan dan pemberdayaan. Calon nomor dua (Ahok-Djarot), terlalu bebricara apa yang sudah di capai sebelumnya, seperti pendidikan, kesehatan, transportasi dan lainnya. Dan pasangan nomor tiga (Anies-Sandie), berbicara mengenai narkotika, yang nantinya memang benar-benar akan di tangani serius. Dan juga masalah kemacetan, yang nantinya di progam untuk menggunakan kendaraan umum saja bukan pribadi.

Semoga tanggal (15/02)  Jakarta mendapatkan Gubernur terbaik, yang bisa membawa perubahan besar bagi warga DKI khususnya. Allahumma aamiin..

Jawaban terkait HMJ AKS

Sabtu, 14 Januari 2017



Takdir selalu ada pada diri manusia. Apapun jenis profesi dan jabatan, laki-laki atau perempuan, anak kecil atau dewasa takkan pernah lepas dari yang namanya takdir. Takdir memang adalah suatu hal yang tabu yang menjadikan semua bingung, dan tak bisa langsung ditebak. Menjadi sebuah pertannyaan, apakah takdir bisa dirubah sesuai keinginan manusia? Bisa,  tergantung usaha dan do’a yang dikerahkan, tetapi nanti hasil akan selalu ada campur tangan dengan yang serba Maha yaitu Allah SWT.

Samahalnya dengan keadaanku sekarang ini, apa yang sudah kutekadkan berbalik terbalik dengan realita yang ada. Apa yang sudah kurencanakan jauh-jauh hari ternyata tak sesuai rencana. Apa karena usaha yang kurang maksimal atau do’anya saja yang belum dikabulkan oleh-Nya. Tapi ada sesuatu yang perlu diingat, semua itu tak sesuai dengan yang kita bayangkan. Ingat, apa-apa saja yang sudah dicapai sebelumnya. Tak perlu risau dan goyah lagi, mungkin ini jalan yang sudah ditentukan oleh-Nya. Ya, aku yakin akan hal itu.

Dalam benak terpikir, apa benar usahaku selama ini ternyata masih kurang dinilai-Nya, strategi belajarku yang salah kah atau do’aku yang tak dihiraukan-Nya. Jawaban terbaik Mungkin, sabarku yang masih harus ditingkatkan lagi. Manusia memang bodoh, akalnya tak akan sampai untuk bisa berpikir jauh. Allah sudah merencanakan jauh lebih indah dari yang di bayangkan.

Awalnya aku sudah tancapkan niat kuliah di UI atau UNS dengan prodi Teknik industri atau paling tidak Teknik kimia. SNMPTN, SBMPTN, SM PTN, dan lainnya kulalui dengan penuh semangat dan sedikit rasa gugup melihat peserta lain yang rasanya jauh lebih hebat persiapannya dibanding diriku. Huh..bismillah.

SNMPTN berlalu dengan hasil yang memilukan, mungkin ini bukan jalannya. Tak ada yang harus dirisaukan, mantapkan niat pasti ada jalan lain. Hari berganti hari sampai tak terasa SBMPTN pun segera di mulai. Pilihan pertama di UNS dengan teknik Industri dan pilihan kedua ketiga di UNTIRTA dengan prodi Teknik Kimia.

Akhirnya keluar penguman siapa saja yang lolos di SBMPTN. Kubuka website SBMPTN di Hp dengan berharap semoga saja kali ini lolos. Tanganku terhenti, dan ternyata tak membuahkan hasil yang diinginkan. Huft..tak apa, masih banyak jalan, masih banyak secercah harapan untuk bisa dibangun. 

Berulang-ulang ujian di lakukan, barangkali ada satu yang lolos, tapi nihilnya tak ada yang berbuah manis. Aku terus mencoba dan berdoa sekuat tenaga karena itu yang ku mampu. Dan pada akhirnya (18/07/2016) sebuah perguruan tinggi negeri islam menerimaku sebagai satu mahasiswa baru dari 3000-an mahasiswa yang di terima. Alhamdulillah, Nama perguruan tinggi tersebut UIN Walisongo Semarang dengan prodi akuntansi syariah. Deg..jantungku berdegup kencang entah senang atau sedih pada saat itu, tapi alhamdulillah ya Allah aku bisa kuliah tahun ini.

Mungkin itu satu kebahagiaan yang ku dapat, kebahagiaan yang tak bisa terukir dengan apapun. Dari sekian ujian yang ku lalui, ternyata tak sia-sia pula,  Allah Maha Adil, Dia ingin melihat usaha dan doa hamba-Nya. Seolah Dia membisikkan padaku “ jangan menyerah, tak usah sedih dulu, engkau pasti bisa engaku pasti mampu hamba-Ku”.

Walau bukan kampus idamanku dan bukan prodi targetku, tapi aku cukup senang karena bisa berkuliah tahun ini. Aku jadi ingat, Allah berfirman dalam Quran Surah al-Baqarah ayat 216, yang artinya, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Menjadi Mahasiswa Akuntansi



Satu hal yang bisa terucap hari ini (24/12/2016) ‘Senang juga Sedih’. Selama beberapa hari ini, selama ikut dalam keluarga Bidikmisi Community (BMC) yang belum 1 bulan, ada perasaan senang tercampur sedih. Senang bisa dapat keluarga baru yang sama-sama punya mimpi merubah dunia dengan tangan emas mereka dan mereka bukanlah orang biasa. Tetapi, ada ketakutan yang terselip, diri ini merasa ada sesuatu yang terus mengganjal dalam pikiran. Aku khawatir hal ini  malah terjadi, hal yang ku tak inginkan. Rasanya dunia ini hampir gelap, tak bercahaya.

Tak usah ditanya lagi soal itu, setiap mendapatkan hak, sudah pasti kewajiban pun menanti. Yang mana kewajiban itu tak sekedar hanya ucapan, namun harus benar-benar sesuai mengikuti aturan yang ada. Bagaimana ini? Apa yang harus dilakukan? Apa jangan-jangan akan ada seleksi alam nantinya? Semoga diri ini selalu dalam satu barisan satu perjuangan dan sama-sam bisa merubah dunia.

Ada seratus enam lima cahaya di mana aku salah satunya. Mereka punya potensi berbeda yang tak bisa di remehkan. Ada yang mahir dalam puisi, ada pula yang musiknya mengalir indah, bahasa Inggris Arabnya yang fasih dan masih banyak lagi. Aku..aku tak tahu berada di mana, apa yang kumiliki sehingga bisa bersaing dengan mereka. Ibarat seekor burung yang tak tahu arah tujuan. Ibarat dalam pusaran izanami yang tiada henti, terus berputar dan selalu kembali.

BMC Walisongo punya banyak angkatan selama beberapa tahun terakhir. Aku termasuk angkatan ke-6 di tahun 2016. Di setiap angkatan ada sekitar 165 anak, dari berbagai fakultas. Diantaranya, Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Fakultas Dakwah dan Hukum (FDK), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Fakultas Ushuludin dan Humaniora (FUHUM), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) dan terakhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK).

Kemarin (23/12) baru saja ada lomba ‘Shalawat Perkusi’ dalam rangka Maulid Nabi SAW yang di hadiri oleh perwakilan dari setiap fakultas. Setiap fakultas menampilkan kebakatan mereka dalam bermain musik traidisonal yang hanya berupa ember, tong, galon, botol kaca, dan lainnya. Kreasi-kreasi ditampilkan dengan sedemikian mungkin. Tak hanya shalawatan, tapi juga diiringi mars bidikmisi dan lagu jawa. Alhamdulillah BMC FEBI yang menjadi juara pertama.

Lusanya (25/12) disambung acara Go Green dan belajar Merangkai Bunga untuk Aleppo untuk semua angkatan. Go Green, acaranya yaitu bersih-bersih sekitar kampus 3. Setelah itu di sambung langsung Merangkai Bunga yang bertempat di samping auditorium 2 kampus 3. 

Inilah awal perjalananku bersama keluarga BMC Walisongo, yang nantinya pasti masih banyak agenda untuk kita semua, terkhusus BMC 2016 yang merupakan anak bungsu. Aku kan berusaha sekeras mungkin untuk menjadi yang terbaik diantara mereka. Jangan sampai tertinggal apalagi sampai menyusahkan mereka. Kalau mereka bisa, aku yakin aku pun bisa.

“Be your better self ri.” Kataku dalam kesendirian.

           

165 Cahaya "Menebar Kreasi Meraih Mimpi"



Enam tahun yang lalu, tepatnya tanggal 20 Juli 2010 aku meninggalkan kampung halamanku. Dari Bekasi menuju sebuah desa yang berada di Pandeglang. Bersama empat temanku, kami mantapkan niat jauh-jauh hari  untuk terus melangkah dengan pasti. Walau sedih rasanya meninggalkan keluarga, tapi kami yakin karena inilah jalan yang terbaik dari-MU. Kepergianku bukanlah untuk bersenang-senang kali ini. Melainkan untuk menuntut ilmu di sebuah pondok pesantren yang bernama Ibad Ar Rahman.
Teringat akan pesan ibu sebelum aku pergi ke pondok, “le, kamu pilih mau sekolah di sekolah umum tapi harus tetap mengaji, atau kamu mau sekolah di sekolah umum tapi tidak boleh lagi bermain game online, atau kamu pilih mondok saja sama teman-temanmu.”
Ibu memojokkanku dengan pilihan-pilihannya yang menurutku terlalu berlebihan. Aku terus membayangkan tiap kali ibu bilang ini padaku. Tapi, setiap kali aku membayangkan setiap kali pula aku pusing, bingung, gelisah harus pilih yang mana. Aku tak mau mengaji lagi di sana, apalagi harus meninggalkan keahlianku dalam bermain game online.
“Aarghhh,” aku benar-benar bingung harus pilih yang mana.
“Mondok, santri,” kenapa ibu menyuruhku ke sana, dalam benakku terus berpikir.
Apakah aku termasuk anak yang nakal? Atau ibu memang ingin menyingkirkan anaknya jauh dari pelukannya. Aku belum terlalu tahu apa arti pondok itu sebenarnya, yang kutahu pondok  hanyalah tempat dimana kita selalu disuruh melakukan ini itu, dan makan dengan seadanya saja. Aku tidak mau diperlakukan seperti itu, yang tiap hari selalu dikekang layaknya domba yang selalu digiring menuju kandang oleh penggembalanya.
Sehari sebelum keberangakanku, aku sedih bukan main. Air mata menumpahi pipiku secara perlahan. Tak tahu harus bagaimana lagi, antara keterpaksaan dan kemauan sendiri. Ibu menghampiriku, memelukku seraya berkata, “ibu tahu kamu pasi kuat kok, ini langkah barumu dalam mengartikan kehidupan.” Sambil mengusap air mataku, ibu tersenyum padaku.
***
Pagi ini terasa sejuk berada di saung seorang diri.  Ditemani angin yang bersemilir kecil, burung-burung terbang kian kemari di bawah sengatan matahari pagi. Sambil terus menikmati kopi hangat aku merenungi kejadian tiga tahun silam. Awal aku menjadi santri, awal aku masih belum paham maksud dari ucapan ibu yang menyuruhku mondok.
Ah, aku tak mau terus terbawa hanyut dalam masa lalu. Masa lalu hadir untuk memperbaiki masa depan. Segera ku beranjak dari tempat duduk dan pergi ke asrama menemui teman-teman seperjuangan.
“Ri, antum sudah selesai ujian tahfidznya?” kata Ammar, salah satu teman  asramaku.
“Belum, baru beberapa juz.  Lah emang antum sudah.” Kataku, sambil merapihkan buku-buku.
“Oh, kirain sudah. Ana juga belum sih, masih banyak malah, hehe.” Ucap Ammar.
“Gak apa-apa, yang penting tetap semangat.” Kataku sambil memberi jempol untuknya.
“Sip deh, Kalau mau pulang kan harus selesai juga.” Sambil menunjukkan jempolnya untukku, Ammar meninggalkanku, pergi ke masjid.
Kubuka jendela kamarku, sambil sesekali melirik bangunan-bangunan pondok yang megah. Ternyata sudah tiga tahun aku berada di sini. Tak terasa sebentar lagi aku akan meninggalkan suasana pondok yang selalu membuatku damai tatkala berada di dalamnya.
Sekarang Pondok Pesantren sudah menjadi bagian keluarga baruku, sudah menjadi satu kesatuan yang sulit dipisahkan. Banyak pelajaran berarti yang tidak akan pernah terlupakan di sini. Mungkin benar apabila kita masih di pondok selalu mengeluh ingin pulang atau tak betahlah. Tapi nyatanya setelah keluar kitalah yang akan merindukan pondok, rindu akan suasana kebersamaan yang sulit digambarkan.
Inilah pondokku. Sebuah tempat yang sudah membentuk kepribadian dan tingkah lakuku menjadi seperti sekarang ini. Terima kasih semua yang sudah membimbing dan mendukung disetiap lika-liku santrimu. Ustadz-ustadz yang tak pernah lelah mendidik kami dengan penuh kesabaran dan keikhlasannya, semoga Allah balas jasa-jasamu dengan balasan yang setimpal.
Akhirnya aku mengerti bu, aku paham betul mengapa engkau menyuruhku mondok? Aku paham sekarang, kenapa kau bersikeras menuntutku untuk menjadi santri? Tak lain karena kau menginginkan anakmu tumbuh dewasa dengan akhlak yang mulia dan tetap pada rambu-rambu islam yang sudah ditetapkan.
Sekarang aku sudah besar bu, sudah waktunya bagiku untuk melangkah lebih jauh lagi. Aku tak ingin menangis lagi untuk hal-hal yang kecil, tapi yang kuinginkan adalah tetesan air mata dalam do’amu, agar raga ini tak terseat di jalan yang salah. Semoga anakmu ini tumbuh menjadi orang besar yang kelak bisa menjadi pemimpin bangsa yang adil dan sesuai dengan tuntunan syariat islam. I love you mom:*.


Usap Air Matamu Nak

 
Arrie Saputro © 2015 - Designed by Templateism.com | Distributed By Blogger Templates